
Merapi seperti ingin menghabiskan beban di perutnya. Hujan abu vulkanik dan wedus gembel (awan panas) pun menyebar ke seluruh penjuru angin. Semua lalu luluh lantak. Tak ada lagi dedaunan hijau, tak ada canda-tawa dan denyut kehidupan di sekitar Merapi, yang ada hanya lautan abu vulkanik berwarna abu-abu. Lahan pertanian di sekitar lereng Merapi hancur lebur, wisata Yogyakarta pun terseok-seok hingga terjatuh. Napas ekonomi Yogyakarta seperti terhenti sejenak dan kemudian tersengal-sengal. Ya, Merapi masih bagian yang tak terpisahkan dari napas ekonomi kota budaya ini. Merapi telah merenggut ratusan jiwa dan ribuan lainnya harus rela ...